Kamis, 21 Oktober 2010

FAKTOR dan LATIHAN

Yang diperlukan setiap pemain tentunya berbeda menurut tugas masing-masing. Pemain penyerang misalnya, memerlukan kecepatan lari dan refleks, serta kemampuan untuk mengatasi rintangan dari pemain pertahanan lawan. Sementara pemain belakang, yang membentuk pertahanan, perlu memiliki daya tahan tinggi, kekuatan untuk menggagalkan serangan lawan, serta kecepatan dalam membendung serangan lawan. 

Pemain yang baik, tentu memiliki kemampuan-kemampuan tadi. Atas dasar itu, untuk mengetahui kualitas pemain harus dilakukan tes bermain sepak bola. Tes tersebut sebaiknya berdasarkan tiga aspek mendasar dari teknik main sepak bola yang tak boleh dilupakan. Pertama, pengujian pada bagian-bagian badan yang mengadakan kontak dengan bola, yaitu kaki, tungkai, paha, perut, dada, kepala, dan tangan. Kedua, tes terhadap kemampuan pengendalian, pengoperan, dan penembakan bola. Ketiga, analisis gerak, yaitu penelitian mekanis dari gerakan pemain ketika mempraktikkan teknik sepak bolanya. 

Dalam melakukan tes ada empat aspek dasar yang perlu mendapat perhatian. Keempatnya adalah kekuatan (power), keterampilan, ketahanan, dan kecepatan, yang disingkat 4K. 
Pada tes power, pemain diminta melambungkan bola dengan cara menendang. Tiga kali menggunakan kaki kanan dan tiga kali menggunakan kaki kiri. Pelaksanaannya, bola ditendang melambung ke depan dari kedua tangan untuk mendapatkan jarak terjauh yang dapat dicapai. Mengukurnya dari tempat menendang bola sampai titik jatuhnya yang pertama di tanah. Jarak terjauh dan terdekat dari tendangan-tendangan tadi diukur dan diambil rata-ratanya. 

Untuk mengetahui keterampilan, pemain diminta mengendalikan bola selama satu menit. Caranya, bola diletakkan di tanah dan pemain harus menaikkan bola dengan kakinya serta mengusahakan agar bolanya tetap berada di udara dengan cara menyundulnya dengan bagian badannya selain tangan atau lengan. Jumlah kali bola jatuh ke tanah dihitung. 

Ketahanan pemain diuji dengan meminta pemain menendang bola dan lari cepat sebelum menembak lagi. Untuk itu, bola-bola diatur di sepanjang garis penalti di depan gawang dengan jarak masing-masing bola sama. Pemain yang dites berdiri di belakang bendera yang ditempatkan sejauh lima meter dari tengah garis tempat bola diletakkan. 

Setelah diberi aba-aba, pemain lari ke depan dan menendang bola ke arah gawang. Setiap kali selesai menendang bola, ia harus memutari bendera sebelum menuju bola berikutnya yang hendak ditendang. Pengujian ini bisa dilakukan terhadap penggunaan kedua kaki pemain secara bergantian. Waktu yang dicapai dalam menendang seluruh bola diukur. Denyut nadi istirahat diukur pada posisi berdiri sebelum tes dan satu, dua, serta tiga menit setelah tes. 

Pada tes kecepatan, pemain dites dengan atau tanpa bola. Tes ini mulai dari sudut daerah penalti ke garis tengah lapangan. Lima bendera ditempatkan sesuai dengan ukuran seperti tertera pada gambar. Pemain diminta lari dengan kecepatan maksimal, sesuai dengan garis-garis seperti pada gambar, sampai ia mencapai bendera terakhir. Ia harus secepatnya kembali ke titik awal lari. Waktunya diukur.

Dengan melakukan tes-tes tersebut, dan tes lainnya, dapatlah dievaluasi kemampuan atau penampilan pemain sepak bola dalam melakukan pertandingan, atau apakah ada kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam latihan yang telah diikutinya.

Sejak dini
Di negara-negara tempat sepak bola sangat populer secara nasional, biasanya perhatian pada olahraga juga cukup besar, latihan umumnya dimulai sejak dini. Terang saja, karena latihan yang benar dan sesuai umur akan memberikan pondasi yang baik pada anak-anak itu. 

Hasil penelitian Koch menunjukkan, pada usia 10 - 20 tahun, tubuh masih dalam periode pertumbuhan dan perkembangan. Tulang-tulang besar masih belum begitu kuat, dan lempeng pertumbuhan masih terus berkembang. Juga, tempat melekatnya otot-otot pada tulang masih dalam periode penguatan, jaringan ikat kaki belum melekat betul pada tulang, dan lutut masih mudah pecah terutama garis dari epifisis (tempat lempeng pertumbuhan) pada paha, tempat melekat tendon pada tulang tungkai bawah. Sendi lutut pun belum dapat menerima beban terlalu banyak, serta pinggul akan bergerak secara berlebihan. Tulang tengkorak bagian atas juga belum begitu kuat. 

Mempertimbangkan semua hal itu, penting sekali bagi para calon pemain sepak bola untuk menjalani pemeriksaan secara teliti sejak anak-anak. Tingkat permainan sepak bola pun perlu disesuaikan dengan umur. Di bawah 12 tahun, aktivitas sepak bola seorang anak sebaiknya bersifat rekreasi saja. Setelah itu barulah ia dapat mulai bermain sepak bola yang sesungguhnya, untuk menghadapi pertandingan. Tentu saja, masih harus ada pembatasan mengenai lamanya pertandingan, ukuran lapangan (termasuk gawangnya) dan bola, serta lamanya kompetisi. 

Pada umumnya, sampai usia 14 tahun, lamanya musim pertandingan tidak lebih dari enam bulan, termasuk sebulan untuk persiapan. Pada usia 16 - 18 tahun, lama kompetisi sebaiknya tidak melebihi delapan bulan, termasuk sebulan untuk persiapan. Untuk kalangan pemain anak-anak dan remaja, antara dua pertandingan sebaiknya diselingi 5 - 6 hari masa pemulihan kondisi. 

Nah, dengan mempersiapkan calon-calon pemain sejak dini diharapkan berbagai kemampuan yang mesti dimiliki pemain sepak bola dapat diraih. Hasilnya, bisa dipetik pemain sepak bola terbaik dan berprestasi.
MAU DOWNLOAD IDM NI LINKNYA
IDM
PATCH

1 komentar:

Anonim mengatakan...

tulisan yang bagus dan berbobot dari Pandu arizal, Go AHEAD boyzzz

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates | Downloaded from Free Website Templates